niat membantu dengan ikhlas.

Niat Sebagai Penentu Hasil Sebuah Amal

Simak ayat yang berkaitan dengan makna niat berikut:

إِنَّ ٱللَّهَ فَالِقُ ٱلۡحَبِّ وَٱلنَّوَىٰۖ یُخۡرِجُ ٱلۡحَیَّ مِنَ ٱلۡمَیِّتِ وَمُخۡرِجُ ٱلۡمَیِّتِ مِنَ ٱلۡحَیِّۚ ذَ ٰ⁠لِكُمُ ٱللَّهُۖ فَأَنَّىٰ تُؤۡفَكُونَ [الأنعام ٩٥]

Dari ayat di atas, ada kata yang cukup menarik untuk dikaji yaitu kata النوى yang merupakan bentuk jamak dari نواة yang berarti biji. Dalam penggunaannya oleh bangsa arab, makna kata tersebut juga sesuai dengan kata niat, hingga kemudian tidaklah salah jika mengatakan buah yang baik itu berasal dari biji atau bibit yang baik. Begitu juga dengan amal, amal yang baik merupakan hasil dari niat yang baik. Selaras dengan sabda Rasulullah saw. bahwasanya amal itu tergantung dari niatnya.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ زَكَرِيَّاءَ ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سُوقَةَ ، عَنْ نَافِعِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ ، قَالَ : حَدَّثَتْنِي عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : يَغْزُو جَيْشٌ الْكَعْبَةَ، فَإِذَا كَانُوا بِبَيْدَاءَ مِنَ الْأَرْضِ يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ. قَالَتْ : قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَيْفَ يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ وَفِيهِمْ أَسْوَاقُهُمْ، وَمَنْ لَيْسَ مِنْهُمْ ؟ قَالَ : يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ، ثُمَّ يُبْعَثُونَ عَلَى نِيَّاتِهِمْ (رواه البخارى)

البخاري : وهو أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بَردِزبَة الجعفي البخاري

Artinya:

Dari Aisyah r.a. (w. 58 H) berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Akan ada sepasukan tentara yang akan menyerang Ka’bah. kemudian ketika mereka sampai di Baida‘ di suatu bumi, mereka ditenggelamkan seluruhnya mulai orang yang pertama hingga yang terakhir. Aisyah berkata, Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mereka ditenggelamkan seluruhnya mulai orang yang pertama hingga yang terakhir sedangkan di dalamnya ada pasukan perang mereka dan yang bukan dari golongan mereka (yang tidak punya maksud sama)?” Beliau menjawab, “Mereka akan ditenggelamkan seluruhnya mulai orang yang pertama hingga yang terakhir, kemudian mereka akan dibangkitkan pada hari kiamat sesuai dengan niat mereka masing-masing”.

(HR. Bukhari 194 H – 256 H: 62 tahun)

Istifadah:

Dan Imam Ibnu Hajar al-Asqolani (w 852 H) dalam kitabnya Fath al-Bari menyebutkan kandungan dari hadis ini, sebagai berikut:

  1. Setiap amal manusia yang dihitung tergantung dari niat yang dimaksud oleh amil atau orang yang melakukan amal tersebut.
  2. Peringatan untuk mengurangi perkumpulan maupun berbaur dengan orang yang suka berbuat dzalim, kecuali dalam keadaan-keadaan yang terpaksa.
  3. Mempertimbangkan dan berpikir jika hendak terjun dalam perniagaan orang yang suka memfitnah. Apakah dia akan membantu kedzaliman mereka atau hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Wallahu a’lam

Oleh : Julfikar Al Farizi

Tag‎ar ‎‎‎‏‏‎ ‎‏‏‎ ‎‏‏‎ ‎

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Assalamu'alaikum para pengunjung yang budiman.

Silahkan pilih salah satu kontak dibawah ini untuk menghubungi kami

Madrasah Darus-Sunnah

6 Tahun Setingkat Tsanawiyah-Aliyah