Tasmi’ adalah kegiatan menyimak pembacaan al-Quran tanpa melihat. Biasanya tasmi’ dilakukan setelah seseorang menuntaskan hafalan al-Quran 30 juz. Hal itu adalah yang dilakukan oleh saudara Aidil Anhar Miftah, santri kelas 3 Aliyah Madrasah Darus-Sunnah pada Kamis, 13 Juni 2024.
Tasmi’ al-Quran dilaksanakan di Masjid Muniroh Salamah, Pondok Pesantren Darus-Sunnah. Setelah melaksanakan salat isya, para santri Darus-Sunnah berkumpul dalam masjid. Kemudian membaca sejumlah selawat sembari menunggu kehadiran para asatiz dan orangtua dari ananda Aidil Anhar Miftah. Selawat dipenuhi dengan suasana yang meriah dan bahagia. Para santri terlihat antusias dalam mengikuti acara tasmi’ kali ini.
Setelah pembacaan selawat usai, pemandu acara memasuki masjid dan memulai acara. Acara tasmi’ dimulai dengan pembacaan al-Quran juz 30, mulai dari surat at-Takatsur dengan cara bil ghoib. Saudara Aidil Anhar Miftah melantukan ayat-ayat suci al-Quran dengan penuh penghayatan. Seusai penyimakan bil ghoib, Aidil melanjutkan untuk memimpin doa khataman al-Quran. Para santri turut serta mengamin doa yang dibacakan. Setelah membaca doa, disampaikanlah sejumlah sambutan dan nasihat-nasihat dari para asatiz.
Sambutan pertama disampaikan oleh Ustaz Tubagus Hasan Basri selaku Kepala Madrasah Darus-Sunnah. Beliau sangat mengapresiasi pencapaian Aidil. Dengan segala tantangan yang dihadapi seperti kesibukan kelas akhir dan jadwal bimbel, Aidil tetap mampu untuk menyelesaikan hafalan al-Quran. Ustaz Tubagus juga menyampaikan perihal target pencapaian santri Madrasah Darus-Sunnah. Sebenarnya, santri Darus-sunnah hanya dituntut untuk menghafal 1 juz persemesternya. Maka ketika lulus dari madrasah, para santri memiliki bekal hafalan minimal 12 juz. Terlepas dari target tersebut, Aidil berhasil jauh melampauinya, bahkan berhasil menuntaskan hafalan 30 juz. Dengan prestasi Aidil, Ustaz Tubagus memotivasi para santri yang lain bahwa menuntaskan hafalan 30 juz di Madrasah Darus-Sunnah bukanlah perihal yang mustahil.
Sambutan Ustaz Tubagus berakhir, kemudian dilanjut dengan sambutan dari ketua Lembaga Tahsin dan Tahfizh Al-Qur’an (LTTQ) Darus-Sunah, Ustaz Ahmad Munsorif. Beliau juga mengapresiasi pencapaian Aidil. Tidak hanya itu, Ustaz Ahmad juga memberikan sejumlah nasihat dan peringatan kepada para santri. Beliau berpesan, dalam setiap pembacaan ayat suci al-Quran mengandung kebaikan dan barokah. Kegiatan seperti khataman al-Quran juga kegiatan yang sakral. Karena dalam sebuah majelis yang membahas mengenai al-Quran akan dinaungi malaikat. Tidak hanya itu, waktu ketika khataman al-Quran adalah waktu yang mustajab untuk berdoa. Maka hendaknya jangan bermain-main atau bahkan bercanda ketika khataman al-Quran berlangsung, supaya tidak menyia-nyiakan waktu yang berharga.
Beliau juga berpesan kepada Aidil, untuk menjaga hafalannya. Menambah hafalan memanglah mudah, namun menjaganya merupakan tantangan yang besar. Solusi menghadapinya adalah konsisten dalam membaca dan mengulang hafalan al-Quran. Tidak perlu khawatir atas hafalan yang hilang, karena dengan konsisten mengulang, hafalan akan kembali dan terjaga. Jangan pula terlalu berat memikirkan hafalan, karena itu akan membebani diri dan mengakibatkan stres. Ustaz Ahmad juga mengenalkan para alumni dan santri-santri yang menuntaskan hafalannya dan memiliki hafalan yang relatif banyak.
Mauizah selanjutnya disampaikan oleh Ustaz Ulin Nuha, pembimbing kelas tahfiz Aidil Anhar Miftah. Dalam kesempatan ini, Ustaz Ulin bercerita mengenai proses Aidil dalam menyelesaikan hafalan 30 juznya. Dengan berbagai tantangan yang dialami Aidil, seperti ujian karya tulis, ujian akhir, dan jadwal kelas tambahan bimbel, mengingat Aidil adalah santri kelas akhir, semua tantangan itu tidak membebani dan mengganggu Aidil dalam menambah hafalannya. Ustaz Ulin turut bangga dengan pencapaian Aidil. Beliau juga berpesan, bahwa al-Quran layaknya seekor unta. Unta kalau kita biarkan, maka unta itu akan kabur dari kita. Hal itu dianalogikan dengan hafalan al-Quran. Seseorang yang memiliki hafalan al-Quran, hendaknya konsisten menengkonya, dalam artian senantiasa mengulang hafalannya. Dengan itu, hafalan seseorang akan terjaga.
Cerita singkat Ustaz Ulin berakhir, lalu dilanjutkan pesan-pesan oleh ayah dari Aidil. Sebelum menyampaikan kesan dan pesannya, beliau menanyakan beberapa pertanyaan mengenai kesungguhan, komitmen, dan tujuan Santri Madrasah Darus-Sunnah. Beliau menyampaikan bahwa para santri yang sudah komitmen belajar di Darus-Sunnah harus memiliki tujuan dan target. Kemudian para santri juga harus bersungguh-sungguh dalam mencapai target tersebut.
Tidak hanya itu, tujuan atau niatnya para santri juga harus jelas, yaitu untuk memetik ilmu. Salah satu cara memetik ilmu di pesantren adalah dengan cara mendengarkan para asatiz ketika mereka menyampaikan nasihat. Setelah menyampaikan nasihat dan pertanyaan, beliau lanjut bercerita perjalanan Aidil dari awal hingga bisa berakhir menghatamkan al-Quran. Sejak TK, Aidil memilih untuk melanjutkan pendidikannya di Madrasah. Seusai Madrasah, Aidil memilih untuk mondok. Dalam proses mencari pondok, sang ayah sudah membawanya keliling berbagai pondok dari berbagai daerah seperti Gontor, Darunnajah, Leuwi Liyang, dan pondok besar lainnya.
Meski begitu, Aidil merasa kurang cocok. Hingga sang ayah mendapat saran dari rekan kerjanya, yang kala itu adalah salah seorang wali santri Madrasah Darus-sunnah, untuk coba masuk Madrasah Darus-sunnah. Aidil akhirnya cocok dan menyetujui untuk mondok di Darus-Sunnah. Usai bercerita, Ayah Aidil menyampaikan pesan bahwa al-Quran adalah way of life, maka itu sangatlah penting buat kehidupan manusia. Dengan al-Quran, seseorang akan tercegah dari perbuatan yang jahat dan keji. Kelak al-Quran akan menjadi penolong di hari akhir kelak. Itulah kesan pesan yang beliau sampaikan.
Seluruh sambutan telah disampaikan dan acara masih berlanjut. Acara setelah penyampaian sambutan adalah pemberian penghargaan kepada Aidil, berupa sertifikat dan bouquet bunga. Kemudian keluarga Aidil dan para asatiz foto bersama. Setelah foto, acara ditutup dengan pembacaan doa oleh Ustaz Rohim. Para santri selesai melaksanakan kegiatan tasmi’ khataman al-Quran 30 juz.
Semoga dengan tuntasnya hafalan Aidil, bisa menginspirasi santri yang lain untuk mencapai prestasi yang sama.
Harsya Malik Rachmidiharja
Santri Madrasah Darus-Sunnah kelas 4