Kematian adalah ketiadaan nyawa dalam organisme biologis seseorang dan merupakan takdir yang telah ditetapkan bagi setiap makhluk hidup yang tidak dapat dihindari. Semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati secara permanen, baik karena penyebab alami seperti penyakit atau karena penyebab tidak alami seperti kecelakaan.
Ketika seseorang meninggal dari kaum Muslimin, terkadang kematiannya diumumkan kepada banyak orang (Ini disebut dengan an-na’yu) dan menjadi syariat untuk dilakukan salat jenazah atau salat gaib. Lalu bagaimanakah pensyariatan tersebut terjadi?.
Sebagaimana sabda Nabi Saw dalam kitab Shohih Bukhari nomor 1245 mengenai hal tersebut:
دَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ نَعَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى أَصْحَابِهِ النَّجَاشِيَّ ثُمَّ تَقَدَّمَ فَصَفُّوا خَلْفَهُ فَكَبَّرَ أَرْبَعًارواه البخاري: أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بَردِزبَة الجعفي البخاري
Dari Abu Hurairah (W. 57 H) radliallahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallahu’alaihiwasallam mengumumkan kematian An-Najasyi, kemudian Beliau maju dan membuat barisan shaf di belakang, Beliau lalu takbir empat kali.
HR. Bukhori (194 H – 256 H : 62 tahun)
Istifadah
Raja Najasyi terbilang masuk golongan Mukhadram atau seseorang yang meninggal dalam keadaan islam pada zaman Rasulullah Saw tetapi tidak pernah bertemu dengan Rasul. Hubungannya dengan Rasulullah Saw berlangsung melalui surat menyurat. Ketika beliau wafat, Nabi Saw melakukan salat gaib untuknya, salat yang belum pernah beliau lakukan sebelumnya.
Raja Najasyi terkenal karena kelembutan hatinya setelah Ja’far Bin Abi Thalib membacakan Alquran surat Maryam serta memberikan ketenangan dan rasa aman di negerinya kepada rombongan muhajirin pertama dalam Islam yang berjumlah 80 orang. Beliau memiliki nama asli Ashamah bin Abjar.
Dr. Abdurrahman Ra’fat Basya menjelaskan dalam kitabnya Shuwaru min Hayati at-Tabi’i, sebelum Fathu Makkah atau tepatnya pada tahun 7 Hijriyah, Raja Najasyi wafat. Lalu Rasulullah Saw memanggil para sahabat untuk melakukan salat gaib. Padahal salat itu belum pernah beliau lakukan sebelumnya.
Mengenai hukum pengumuman kematian sendiri, para ulama berbeda pendapat dalam menyikapinya, namun Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah mengatakan dalam kitab fathul bari mengenai kebolehannya An-na’yu dan tidak terlarang semuanya. Yang menjadi larangan adalah jika serupa dengan pekerjaan yang kaum Jahiliyah lakukan. Mereka mengutus orang untuk mengumumkan dengan suara keras tentang kematian seseorang, ke rumah-rumah, gang-gang, dan pasar-pasar”
Muhammad Hadi Al-Aziz