Sedikit tapi konsisten

Sedikit tapi konsisten

Segala sesuatu yang Allah ciptakan pasti mempunyai tujuan. Sebagaimana Allah menciptakan manusia untuk beribadah kepadanya, begitu juga makhluk hidup lainnya, Allah ciptakan tidaklah sia-sia.

Lalu bagaimana seharusnya kita beramal? Apakah amalan kita harus banyak ? Atau amalan sedikit yang konsisten?

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad ﷺ yang termaktub dalam shahih bukhari dalam bab iman yang berbunyi;

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى ، حَدَّثَنَا يَحْيَى ، عَنْ هِشَامٍ ، قَالَ : أَخْبَرَنِي أَبِي ، عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَيْهَا، وَعِنْدَهَا امْرَأَةٌ، قَالَ : ” مَنْ هَذِهِ ؟ ” قَالَتْ : فُلَانَةُ، تَذْكُرُ مِنْ صَلَاتِهَا، قَالَ : ” مَهْ، عَلَيْكُمْ بِمَا تُطِيقُونَ ؛ فَوَاللَّهِ لَا يَمَلُّ اللَّهُ حَتَّى تَمَلُّوا “. وَكَانَ أَحَبَّ الدِّينِ إِلَيْهِ مَا دَاوَمَ عَلَيْهِ صَاحِبُهُ. (رواه البخاري)

البخاري : أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بَردِزبَة الجعفي البخاري

Artinya :

Dari Aisyah Ra, bahwa pada suatu ketika Nabi Saw pulang ke rumah Aisyah dan beliau melihat ada seseorang wanita di dekatnya. Lalu Nabi bertanya “Siapa wanita itu?” Aisyah menjawab, “Inilah si fulanah yang terkenal banyak melakukan salat.” Kemudian Nabi bersabda, “Jangan begitu! Tetapi kerjakanlah semampumu. Demi Allah, Dia tidak bosan untuk memberikan pahala, hingga kamu sendiri yang malas berbuat amal. Agama (amal) yang paling Allah sukai adalah yang dilakukan secara tetap dan teratur.”

HR. Bukhari (194 H – 256 H : 62 tahun)

Istifadah dari hadis tentang konsisten

Dalam Hadis ini Imam Bukhari menekankan keislaman seseorang dapat meningkatkan dengan melakukan amal saleh, tapi jika berlebihan itu tidak sesuai dengan yang perintah yang ada.

Seperti kisah seorang wanita dari bani Asad yang selalu terjaga pada malam hari karena memperbanyak salatnya di sepertiga malam tersebut, namun Nabi Muhammad ﷺ melarang hal tersebut dan sebagian ahli fikih juga memakruhkan salat sepanjang malam.

Imam Nawawi berkata: Seseorang yang melakukan amal yang sedikit tapi secara terus-menerus menunjukkan ketaatan seseorang kepada Allah Swt, berbeda halnya dengan amalan yang banyak tapi memberatkan. Sebab amal yang sedikit tapi seseorang melakukannya secara terus menerus itu akan bertambah, sedangkan amal yang banyak tapi memberatkan akan terhenti atau terputus di tengah jalan.

Ibnu Jauzi berkata: Allah mencintai amal yang dilakukan secara terus menerus karena dua hal:

Pertama, orang yang meninggalkan amal yang telah dilakukannya adalah seperti orang yang berputar kembali setelah sampai tempat tujuan. Orang seperti ini adalah orang yang tercela.

Kedua, karena melakukan kebaikan secara terus menerus menunjukkan pengabdian seseorang. Maka orang yang selalu mengkaji ilmu selama beberapa jam saja tapi melakukannya setiap hari, tidak sama nilainya dengan orang yang melakukannya dalam satu hari penuh tapi setelah itu dia berhenti dan tidak meneruskannya.

Jadi, dapat kita simpulkan bahwa keberlanjutan sebuah amalan menunjukkan konsistensi dari niat dan ketaatan. Kualitas suatu amalan tidak berdasarkan kuantitasnya tapi dari kesinambungannya. Karena amalan kecil yang konsisten suatu saat akan menjadi besar, sedangkan amalan besar yang stagnan itu bisa terkikis habis dan tidak dapat apa-apa.

Wallahu a’lam
Oleh : Risma Ramadhani


Tag‎ar ‎‎‎‏‏‎ ‎‏‏‎ ‎‏‏‎ ‎

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Assalamu'alaikum para pengunjung yang budiman.

Silahkan pilih salah satu kontak dibawah ini untuk menghubungi kami

Madrasah Darus-Sunnah

6 Tahun Setingkat Tsanawiyah-Aliyah