Yayasan Darus-Sunnah bersama Ali Mustafa Yaqub Center (AMY Center) kembali menyelenggarakan Sarasehan Hadis Nasional sebagai bagian dari rangkaian acara Haul ke-2 al-Maghfurlah Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub MA., dengan menghadirkan narasumber-narasumber yang cukup memukau (1/4).
Ada dua narasumber yang hadir, Prof. H. M. Idri, M.Ag. yang merupakan guru besar hadis di UIN Sunan Ampel Surabaya dan juga Ust. Andi Rahman, MA. dosen hadis Darus-Sunnah sekaligus Dekan Fakultas Ushuluddin Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran.
Acara ini dihadiri juga oleh mahasantri Darus-Sunnah dan peserta dari luar pesantren Darus-Sunnah.
Prof. Idri dalam pemaparannya menjelaskan terkait epistemologi ilmu hadis. Selain itu dalam sesi tanya jawab, Guru Besar UIN Surabaya ini juga menjelaskan bahwa ada dua latar belakang seseorang dalam mengkaji hadis: pertama, skeptis, seperti yang dilakukan oleh para orientalis: Ignas Goldziher, Josep Schact, Jyunboll maupun Harald Motzky.
Sedangkan latar belakang yang kedua adalah keimanan, seperti mahasantri Darus-Sunnah maupun ulama muhaddisin yang lain. Perbedaan latar belakang inilah yang membuka ruang perbedaan antara pengkaji hadis dari golongan orientalis dan ulama muhaddisin.
Sedangkan Ust. Andi Rahman, MA. sebagai narasumber kedua mencoba membagikan temuannya terkait hadis dan tradisi. Pengampu Sunan Abu Dawud dan Sunan At-Tirmidzi ini menjelaskan bahwa analisa konten bisa digunakan sebagai salah satu pendekatan untuk menemukan beberapa tradisi dalam hadis. Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa hadis tidak hanya bisa didekati dengan penelitian kualitatif, tetapi juga bisa didekati dengan penelitian kuantitatif.
Di akhir sarasehan, keduanya sepakat menghimbau kepada seluruh peserta yang hadir untuk menjaga sunnah. (alvinnurch)