Kehidupan merupakan salah satu anugerah agung dari sang pencipta. Namun kita tahu bahwa kehidupan tidak luput dari ujian yang datang silih berganti untuk menguji keimanan seseorang. Dan kata yang acap kali terucap dalam situasi tersebut adalah “Bersabarlah!”. Akan tetapi apakah kita sudah mengetahui bagaimana konsep sabar?, Apa standarisasi seseorang bisa dikategorikan sebagai orang sabar dan berhak baginya pahala?
Imam Bukhari dalam kitabnya Shohih Bukhari terdapat Hadis Rasulullah ﷺ yang menerangkan tentang sabar:
حَدَّثَنَا آدَمُ ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ ، حَدَّثَنَا ثَابِتٌ ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِامْرَأَةٍ تَبْكِي عِنْدَ قَبْرٍ، فَقَالَ : ” اتَّقِي اللَّهَ وَاصْبِرِي “. قَالَتْ : إِلَيْكَ عَنِّي فَإِنَّكَ لَمْ تُصَبْ بِمُصِيبَتِي، وَلَمْ تَعْرِفْهُ. فَقِيلَ لَهَا : إِنَّهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَتْ بَابَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمْ تَجِدْ عِنْدَهُ بَوَّابِينَ، فَقَالَتْ : لَمْ أَعْرِفْكَ. فَقَالَ : إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الْأُولَى
. البخاري : أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بَردِزبَة الجعفي البخاري
Artinya:
Dari Anas bin Malik Ra, (w. 93 H) beliau berkata: Nabi ﷺ pernah berjalan melewati seorang wanita yang sedang menangis di sisi kubur. Maka beliau berkata: “Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah”. Wanita itu pun menjawab: “Kamu tidak mengerti keadaan saya, karena kamu tidak mengalami mushibah seperti yang aku alami”. Wanita itu tidak mengetahui jika yang menasihati itu Nabi ﷺ. Lalu diberi tahu, “Sesungguhnya orang tadi adalah Nabi ﷺ”. Spontan wanita tersebut mendatangi rumah Nabi ﷺ, di sana ia tidak mendapati adanya pengawal rumah (sebagaimana raja pada umumnya). Setelah bertemu Rasulullah Saw, dia berkata: “Maaf, tadi aku tidak mengetahui Anda”. Maka beliau bersabda: “Sesungguhnya sabar itu pada kesempatan pertama (saat datang musibah) “.
HR. Bukhari (194 H – 256 H : 62 tahun)
Istifadah
Konsep sabar yaitu menerima dan ridlo atas ujian yang datang kepadanya pada kali kesempatan pertama dia mendapat ujian. Tabah dan ikhlas sepenuh hati atas ujian yang datang kepadanya semata-mata untuk mencari ridlo Allah Swt.
Karena pada waktu itulah waktu terberat pada saat mendapat musibah. Bersabar, bertahan, dan tabah atas ketetapan-Nya. Berbeda jika sabarnya ketika sudah berselang waktu. Selain itu orang yang sabar juga tidak mengeluhkan ujiannya tersebut di kemudian hari. Imam Al Hafidz dalam kitabnya Fathul Bari berkata: “orang yang mau bersabar, niscaya Allah kan melimpahkan kepadanya pahala, dan rahmat-Nya, serta doa-doa malaikat pun terpanjatkan untuknya”.
Sangat salah statement yang mengatakan bahwa sabar ada batasnya. Apakah tidak melihat pada ibrah kisah-kisah Rasul terdahulu yang mana mereka mendapat ujian dengan berbagai macam ujian?, Tidakkah ia mendapati betapa banyak firman Allah Swt yang menganjurkan untuk selalu bersabar? Ketika mendapat ujian Allah Swt menganjurkan agar mengucapkan kalimat:
إنا لله و إنا إليه راجعون
Meyakini bahwa takdir Allah yang terbaik
عَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Dalam Hadis tersebut juga menyebutkan betapa rendahnya hati Rasulullah ﷺ, tidak mengangkat seorang untuk menjadi pengawal sebagaimana adat raja-raja pada umumnya.
ربنا أفرغ علينا صبرا وتوفنا مسلمين، آمين
Wallahu a’lam
Oleh Viki Mayanfa’uki