Sebagaimana kita ketahui, dewasa ini media Indonesia ramai dengan video-video rekaman berisi kritikan pada presiden Indonesia selaku pemimpin negara. kritikan tersebut yang dilayangkan oleh Sivitas Akademika dari berbagai kampus di Indonesia. upaya mengkritik yang merupakan salah satu bentuk ekspresi demokrasi yang ada di Indonesia.

Mereka menuntut agar presiden tidak melukai dan mencenderai citra demokrasi Indonesia yang semakin lama semakin mengalami degradasi, dengan melegalkan presiden dan para menteri berkampanye pada kontestasi pemilu. Padahal mereka diharapkan netral dan tidak memihak kemana pun. maka, para Sivitas Akademika menuntut presiden agar netral dan meniadakan keberpihakannya atas nama etika kenegarawanannya sebagai presiden.

Lantas bagaimana Islam memandang fenomena ini dalam kajian hadis? Apakah boleh mengkritik, menasehati seraya menuntut pemimpin? Rasulullah saw. bersabda:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ: حَدَّثَنَا صَفْوَانُ بْنُ عِيسَى، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَجْلَانَ، عَنْ القَعْقَاعِ بْنِ حَكِيمٍ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الدِّينُ ‌النَّصِيحَةُ ثَلَاثَ مِرَارٍ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَنْ؟ قَالَ: لِلَّهِ، وَلِكِتَابِهِ، وَلِأَئِمَّةِ المُسْلِمِينَ وَعَامَّتِه

الترمذي : أبو عيسى محمد بن عيسى بن سورة بن موسى بن الضحاك السلمي الترم

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. (w. 57 H) berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Agama itu adalah nasihat.” Beliau mengulanginya hingga tiga kali. Kemudian para sahabat bertanya, “Bagi siapakah wahai Rasulullah?” beliau menjawab, “Bagi Allah, kitab-Nya, bagi para pemimpin dan kaum muslimin seluruhnya.”
HR. Tirmidzi (209 H – 279 H : 70 tahun)

Istifadah:

  1. Menurut Imam Nawawi, kata ُالنَصِيحَة (nasehat) secara bahasa berarti الخلوص (pemurnian), sehingga makna yang sebenarnya dari النصيحة adalah memurnikan sesuatu dari segala sesuatu lainnya.
  2. Imam al-Khothobi, النصيحة juga berarti إرادة الخير للمنصوح (keinginan memunculkan kebaikan bagi yang dinasehati), sehingga manakala seseorang hendak menasehati orang lain, hendaknya ia meluruskan niatnya untuk merubah orang itu menjadi lebih baik, bukan untuk mempermalukannya atau menjadikannya terlihat pintar di depan orang lain.
  3. Abdurrahman al-Mubarokfuri dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi memaknai kata النصيحة dalam konteks hadis ini sebagai berikut:
    a). Nasihat adalah tiang dan kunci kekokohan agama,
    b). Memurnikan kepercayaan kepada Allah atas keesaan-Nya,
    c). Memurnikan kebenaran atas keberadaan kitab Allah, serta mengamalkan isinya,
    d). Menaati pemimpin dalam kebenaran, dan
    e). Membimbing kaum muslimin kepada kebenaran dan kebaikan.

Kesimpulannya sebagai sesama kaum muslim, diperbolehkan bahkan diharuskan mengkritik dan menasehati seorang pemimpin manakala melenceng dari kebenaran. Namun perlu dicatat, kita harus memurnikan niat. Tidak dilontarkan nasehat kecuali semata-mata agar dia menyadari kesalahannya dan kembali kepada kebenaran.Tidak boleh pula didasari perasaan benci dan dengki kepadanya. Ataupun dengan niat ingin dilihat sebagai orang yang lebih baik citranya ketimbang yang dinasehati dan niat lain sebagainya.

Wallahu ‘alam

Assalamu'alaikum para pengunjung yang budiman.

Silahkan pilih salah satu kontak dibawah ini untuk menghubungi kami

Madrasah Darus-Sunnah

6 Tahun Setingkat Tsanawiyah-Aliyah