Melakukan Kebaikan Demi Konten

Belakangan ini media sosial ramai menjadi sorotan publik karena terdapat berbagai macam berita, konten, dan informasi yang sangat menarik. Melihat pada grafik keterlibatan masyarakat Indonesia terhadap teknologi, khususnya media sosial sangat melambung tinggi, mulai dari beredarnya para pembuat konten YouTube, TikTok, dan Instagram sehingga masyarakat Indonesia tertarik untuk terlibat di dalamnya.

Dari berbagai konten yang kita lihat misalnya ada konten amal sosial atau kemanusiaan, seperti sedekah dengan nominal yang fantastis dan skenario yang sangat kreatif sehingga kegiatan tersebut bisa menarik para penonton untuk melihatnya, dari sana lah banyak pro kontra mengenai konten tersebut karena di dalamnya menghendaki timbul sifat riya dan seolah-olah memperalat orang-orang lemah sebagai daya tarik konten mereka. Nah, bagaimana kita menanggapi peristiwa tersebut selaku orang muslim?

Sudah jelas bahwa peristiwa ini berkaitan dengan niat, hadis-hadis tentangnya banyak termaktub di pelbagai kitab hadis bahkan hukumnya sahih. Di antaranya berbunyi :

حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الزُّبَيْرِ ، قَالَ : حَدَّثَنَا سُفْيَانُ ، قَالَ : حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْأَنْصَارِيُّ ، قَالَ : أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيُّ ، أَنَّهُ سَمِعَ عَلْقَمَةَ بْنَ وَقَّاصٍ اللَّيْثِيَّ ، يَقُولُ : سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَلَى الْمِنْبَرِ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ : إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا، أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ. (رواه البخاري)

.البخاري : وهو أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بَردِزبَة الجعفي البخاري

Artinya :

Dari Umar bin khattab (w. 23 H) berkata: ‘Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Amalan-amalan itu hanyalah tergantung pada niatnya. Dan setiap orang itu mendapat balasan berdasarkan apa yang ia niatkan. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya keapda Allah dan Rasul-Nya. Namun barang siapa yang hijrahnya untuk mendapatkan dunia atau seorang wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang ia niatkan tersebut.”
HR. Al-Bukhari (194 H – 256 H : 62 tahun).

Istifadah:

Dari Hadis tersebut jelas bahwa kita sebagai seorang muslim bila mana beramal maka yang jadi tolak ukur apakah diberi pahala atau tidak, diberi hukuman atau tidak tergantung pada niatnya. Jika yang diniatkan baik, maka Allah Swt. akan membalasnya dengan baik bahkan berlipat ganda. Begitu juga sebaliknya, jika yang diniatkan buruk maka Allah Swt. akan membalasnya buruk tapi tidak dilipatgandakan balasan keburukannya. Dalam masalah ini, ibadah yang berkaitan dengan hati hanya Allah lah yang mengetahuinya.

Menurut para ulama ada tiga syarat amal seseorang diterima; Pertama, Iman. Kedua, Ikhlas yaitu memurnikan bahwa amal yang dia lakukan semata-mata untuk Allah Swt. Dan ketiga, sesuai dengan syariat.

Maka, ketika kita melihat konten-konten amal sosial tersebut kalau sekiranya di dalamnya mengandung inspirasi, motivasi, dan membangun rasa kepedulian terhadap sesama, maka kita harus mendukungnya, sehingga kebaikan tersebut tersebar dan orang-orang dapat memetik hikmahnya. Tetapi, kalau yang tampil mengandung unsur-unsur yang tidak baik dan menodai syariat, maka tegur lah dengan cara yang baik dan bijak, serta mendoakannya agar Allah Swt. selalu membimbing dia dan kita semua untuk selalu beramal baik dengan cara yang Allah ridai.

Wallahu a’lam

Oleh: Hafilah Najwati Rahimah

Tag‎ar ‎‎‎‏‏‎ ‎‏‏‎ ‎‏‏‎ ‎

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Assalamu'alaikum para pengunjung yang budiman.

Silahkan pilih salah satu kontak dibawah ini untuk menghubungi kami

Madrasah Darus-Sunnah

6 Tahun Setingkat Tsanawiyah-Aliyah