Malu Sebagn dari Iman

Malu Sebagian dari Iman

Dewasa ini peningkatan penggunaan smartphone (gadget) terlampau begitu tinggi, terlebih dengan adanya wabah yang sempat menggegerkan masyarakat sedunia. Satu sisi menjaga kesehatan adalah sebuah keharusan, disisi lain menuntut ilmu merupakan sebuah kewajiban, maka dari sinilah kedudukan smartphone (gadget) naik kasta, yang semula gadget merupakan kebutuhan tersier, kali ini gadget menduduki kedudukan sekunder, beberapa orang bahkan menganggap eksistensi gadget layaknya kebutuhan primer.

Jika melirik kepada fungsional gadget sebagai sarana menuntut ilmu, sebagai alat berkomunikasi, atau sebagai alat mencari nafkah tentu tidak ada masalah, namun kita tak bisa menutup mata akan dampak negatif yang banyak bermunculan akibat Adanya smartphone.

Yang lebih parahnya kehadiran gadget sering kali mengoyak-ngoyak iman kita, dibuatnya terlena hingga keimanan kita menurun. Bagaimana bisa? karena keasyikan main gadget hingga lupa melakukan kewajiban shalat, mungkin ini termasuk godaan iman yang paling lumrah.

Tapi terdapat satu printilan kecil yang dilakukan seseorang dengan tanpa disadari telah menurunkan kadar imannya, apa itu? yakni karena terlalu bersemangat untuk mengekpresikan diri di media sosial sehingga seseorang rela melakukan apapun karenanya, termasuk menghilangkan rasa malunya, sedangkan kita tahu dan sering kita dengar pula bahwa sifat malu merupakan sebagian dari iman.

Sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh imam muslim dalam kitabnya:

حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ
(رواه مسلم)

Artinya :
dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, “Iman itu ada tujuh puluh lebih, atau enam puluh lebih cabang. Yang paling utama adalah perkataan: LAA ILAAHA ILLALLAHU (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah). Yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu itu adalah sebagian dari iman.” (HR. Muslim)

مسلم : أبو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم بن ورد بن كوشاذ القشيري النيسابوري

(206 H – 261 H : 55 tahun)

Istifadah

Keimanan Rasulullah sudah menjadi perihal yang tak layak diragukan dan kita semua mengetahui bahwa Rasul seseorang yang sangat pemalu, sehingga tak pernah ditemukan satu riwayat pun yang menyatakan bahwa Rasul pernah tertawa terbahak-bahak, tentu saja rasa malu itu hadir sebab kadar keimanan Rasulullah yang sangat tinggi.

Iman adalah sebuah kepercayaan, jika berbicara Islam sudah pasti kita berbicara tentang iman, namun tak sedikit dari umat Islam yang mempersempit makna kata “iman”, mereka beranggapan hanya dengan mengucapkan لا اله الا الله محمد رسول الله sudah cukup membuatnya menjadi seorang muslim yang beriman.

Tak sedikit pula yang mengimplikasikan iman hanya sebatas percaya kepada Allah, percaya kepada malaikat-malaikat Allah, Percaya kepada kitab-kitab Allah, percaya kepada nabi-nabi Allah, percaya kepada Hari Akhir, dan percaya qada’ dan qadar. sesempit dan sesederhana itu seseorang memaknai iman.

Padahal jika ditinjau dari Hadis di atas Makna iman sangatlah luas, iman tak cukup dengan mempercayai 6 rukun itu saja, terdapat banyak hal yang mampu mengimplikasikan dan merepresentasikan iman termasuk salah satunya dengan rasa malu, tingkat kemaluan kita mampu menggambarkan tingkat keimanan kita.

Penting pula untuk menilik esensi kata malu pada Hadis tersebut, tidak serta merta menanggapi semua perkara dengan rasa malu. Semoga bermanfaat.

Wallahu a’alam
Oleh Naja Saniatur R


Jangan lupa ikuti media kami :
📷:http://bit.ly/Rasionalika_Darussunnah
Yuk, wakaf untuk Darus-Sunnah, Pesantren Hadis Pertama di Indonesia:
💳:http://bit.ly/Wakaf_Darussunnah
💳:https://kitabisa.com/campaign/wakafdarussunnah
[Lembaga Kajian dan Riset Rasionalika Darus-Sunnah].

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Assalamu'alaikum para pengunjung yang budiman.

Silahkan pilih salah satu kontak dibawah ini untuk menghubungi kami

Madrasah Darus-Sunnah

6 Tahun Setingkat Tsanawiyah-Aliyah