Kunjungi Pesantren Ar-Risalah, Darus-Sunnah Pelajari Banyak Hal

Pada kamis 22 Februari 2024, Pesantren Darus-Sunnah mengadakan kunjungan ke Pesantren Salafi Terpadu Ar-Risalah Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur. Rombongan Darus-Sunnah terdiri dari santri kelas akhir, para guru dan tenaga pendidik, serta para musyrif. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 12 jam, akhirnya rombongan sampai di tujuan pada sore di hari yang sama.

Pesantren Salafi Terpadu Ar-Risalah sendiri merupakan salah satu unit dari Pesantren Lirboyo. Unit ini memiliki beberapa keunggulan dan karakter tersendiri dibanding unit Lirboyo lainnya. Seperti, banyak lulusan dari sekolah tersebut yang melanjutkan studi di berbagai kampus ternama, yang bukan hanya di Indonesia, namun juga manca negara. Hal ini tentu, tidak terlepas dari sistem pendidikan unggul yang mereka miliki. Selain itu, meski ia adalah pesantren, lulusan sekolah ini tidak melulu melanjutkan studinya di bidang agama. Namun, juga menyebar di berbagai lini, seperti di bidang hukum, humaniora, sosial, kepolisian dan militer, kedokteran, dan lain sebagainya.

Melihat hal itu, Darus-sunnah merasa perlu untuk datang berkunjung dengan beberapa tujuan. Pertama, tentu, untuk silaturahmi. Meyambung tali persaudaraan. Darus-Sunnah memiliki ikatan cukup kuat dengan Ar-Risalah. Beberapa pengajar dan mahasantri Darus-Sunnah berasal dari pesantren ini. Sehingga, hubungan yang terjalin adalah pertalian ilmu yang berkesinambungan. Kepala sekolah Madrasah Darus-Sunnah saat ini, Ust. Tubagus Hasan Basri, MA. juga merupakan alumnus pesantren yang terkenal dengan pondok hijau tersebut.

Silaturahmi pertama yang dilakukan ialah berziarah ke makam para Muassis dan Masyayikh. Rangkaian semacam ini adalah suatu keharusan tidak tertulis ketika mengunjungi pondok pesantren. Rasa-rasanya kurang adab jika mengunjungi suatu pesantren namun tidak sowan ke para pendiri dan masyayikh pondok pesantren tersebut. Selesai berziarah, rombongan melanjutkan silaturahmi ke keluarga “ndalem” (keluarga pengurus pesantren).

Suasana ziarah di makam Masyayikh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.

Di “ndalem”, rombongan bertemu dengan Ibu Nyai Hajjah Aina ‘Ainaul Mardliyyah Anwar, salah satu pengasuh pesantren lirboyo. Beliau merupakan cucu dari pendiri pesantren yakni KH. Abdul Karim. Dari Beliau rombongan Darus-Sunnah mendapat banyak wejangan. Pesan ke santri, beliau tegaskan untuk belajar yang giat, karena tujuan datang ke pesantren ialah untuk belajar, menambah wawasan dan memperluas pengetahuan. Untuk para pengurus, beliau tekankan untuk semangat dalam mendidik dan mencerdaskan para santrinya. Kemudian, lanjut Ibu Nyai, sehebat apapun para santri nanti jangan sampai lupa pada almamater.

Rombongan MDS menyerahkan kenang-kenangan ke Ibu Nyai Hajjah Aina ‘Ainaul Mardliyyah Anwar

Kedua, adalah untuk studi banding; mempelajari dan membandingkan sistem belajar mengajar di Ar-Risalah dan Darus-Sunnah. Harapannya, dapat menyerap hal-hal baik dari ar-Risalah untuk kemudian menerapkannya di Darus-Sunnah. Sehingga pembelajaran di Darus-Sunnah lebih baik dan berwarna daripada sebelumnya.

Baharudin Ardani

Staf Madrasah Darus-Sunnah

Tag‎ar ‎‎‎‏‏‎ ‎‏‏‎ ‎‏‏‎ ‎

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Assalamu'alaikum para pengunjung yang budiman.

Silahkan pilih salah satu kontak dibawah ini untuk menghubungi kami

Madrasah Darus-Sunnah

6 Tahun Setingkat Tsanawiyah-Aliyah