poster muharram

Keluarga Besar Darussunnah Memperingati Tahun Baru Islam 1442 H

Ciputat – Kamis, 20 Agustus 2020, keluarga besar Darussunnah menyelenggarakan perhelatan Peringatan Tahun Baru Islam 1442 H. Momentum yang diadakan berbarengan dengan rutinitas pengajian bulanan tersebut diselenggarakan di Masjid Munirah Salam dan melibatkan semua elemen pesantren yang terdiri dari Kiai, Asatiz, Musyrif dan segenap santri,

santri

Acara yang berlangsung sejak pukul 20.00 WIB tersebut berlangsung khidmat dan diselenggarakan sesuai protokol pencegahan Covid-19. Acara kali ini menggunakan jargon, “Tahun Baru, Kebiasaan Baru” sebagai landasan konsep berlangsungnya acara. Melalui seruan tersebut, momentum peringatan tahun baru islam ini diharapkan mampu membawa semangat baru bagi keberlangsungan dinamika kehidupan di pesantren Darussunnah.

Acara yang dihadiri oleh kiai dan asatiz Darussunnah ini, selain merupakan momentum merefleksikan semangat tahun baru islam bagi kehidupan pesantren, juga dikhususkan sebagai ajang berbagi kisah tentang kehidupan almarhum Kiai Ali Mustafa Yaqub (sang pendiri pesantren) yang dituturkan oleh mereka yang lama berinteraksi dengan almarhum (para asatiz senior) kepada para santri yang mayoritas belum sempat bertemu dengan almaghfurlah Kiai Ali Mustafa Yaqub.

Dipandu oleh Luthfi Azizi, guru Darussunnah, rangkaian acara berlangsung dengan lancar dan mengasyikkan. Komposisi acara terdiri dari penampilan hadroh santri (kelompok hadroh Dhiyaul Musthafa), tausiyah dari santri (disampaikan oleh El-maraghi dan Sunan Kanjeng Mustofo), tutur kisah pak Kiai oleh KH. Zia Ul Haramein, Lc., M. SI., Ust. Dr. Ahmad Ubaydi Hasbillah, MA., Ust. Ali Muhammad al-Hudhaibi dan Ustadzah Izzah Fathatin Ilmi, Lc., S. S. I. Dan terakhir ditutup dengan doa oleh Ust. Muhammad Hanifuddin, Lc., S. S. I.

darussunnah

Melalui penuturan KH. Zia Ul Haramein, putra almarhum Kiai Ali Mustafa Yaqub, ayahnya merupakan sosok yang giat dalam beribadah. Hampir setiap malam beliau menyisihkan waktunya untuk shalat malam bermunajat kepada Allah Swt. Hal tersebut yang sangat terkenang dalam benak putra almarhum yang kini menggantikan ayahnya sebagai pengasuh pondok pesantren Darussunnah tersebut.

Ha ini yang kemudian juga ditegaskan oleh Ust. Dr. Ahmad Ubaydi Hasbillah saat menceritakan sirah kehidupan pak Kiai. “Di antara sunnah almarhum Pak Kiai adalah melangsungkan shalat malam, beliau amat rajin melakukan shalat malam dan mengajak seluruh santrinya untuk melakukan hal serupa,” tuturnya penuh nostalgia, “Di antara sunah almarhum Pak Kiai juga adalah menjaga kebersihan lingkungan pesantren. Beliau amat perhatian terhadap masalah ini,” lanjut sosok yang kini menjabat sebagai Kepala Madrasah Darussunnah tersebut.

Ust Ahmad Ubaydi Hasbillah

Dengan spirit serupa, Ust. Ali Muhammad al-Hudhaibi, tenaga pengajar di Darussunnah, juga menceritakan ihwal kenangannya dengan almarhum. Bagi sosok yang rutin mengimami jamaah di masjid pesantren tersebut, Pak Kiai merupakan sosok yang sangat memperhatikan kondisi umat. Hal ini, misalnya, dibuktikan dengan kebijakan beliau memakai surat-surat pendek saat menjadi imam di masjid. “Pak Kiai melandasi amaliyahnya lewat kisah sahabat Mu’adz bin Jabal yang pernah ditegur Nabi lantaran mengimami shalat kelewat panjang,” lanjut beliau. Di antara bacaan yang sering dipakai oleh Pak Kiai saat mengimami adalah dua ayat terakhir surat al-Baqoroh serta surat al-Ikhlas, keduanya memiliki landasan amaliyah dari hadis Nabi Muhammad Saw.

peringatan muharram di darussunnah

Melengkapi cerita tentang Pak Kiai, ustadzah Izzah, tenaga pengajar di Darussunnah, juga ikut sedikit menyumbang kenangannya perihal kehidupan Pak Kiai. Bagi sosok yang kini aktif menulis di media keislaman tersebut, Pak Kiai merupakan sosok yang sangat menghargai ketepatan waktu. Dalam berbagai aktivitasnya, Pak Kiai selalu mencontohkan ketepatan waktu kepada santrinya serta tidak segan untuk menegur mereka yang lalai dalam hal tersebut. Lebih lanjut, Pak Kiai juga meurpakan sosok yang selalu memotivasi santrinya agar bersekolah setinggi mungkin. “Kalau ada tingkat sekolah melebihi doktoral, maka saya akan melanjutkan jenjang pendidikan tersebut,” tutur beliau menirukan ucapan almarhum Pak Kiai Ali Mustafa Yaqub. (Red)

Tag‎ar ‎‎‎‏‏‎ ‎‏‏‎ ‎‏‏‎ ‎

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Assalamu'alaikum para pengunjung yang budiman.

Silahkan pilih salah satu kontak dibawah ini untuk menghubungi kami

Madrasah Darus-Sunnah

6 Tahun Setingkat Tsanawiyah-Aliyah