Abu Thalib adalah sesosok yang selalu mendampingi Rasulullah saw. ketika beliau berdakwah dan bahkan jika kita menelusuri lebih jauh lagi, beliau merupakan orang yang mengasuh Nabi saat masih kecil pasca wafatnya Abd al-Muthalib. Beliau menyayangi Nabi bahkan melebihi kasih sayangnya terhadap anaknya sendiri. Rasulullah pun juga menyayangi Abu Thalib layaknya ayah sendiri dan terbukti dengan adanya ‘Am al-Huzn (Tahun kesedihan) karena wafatnya Abu Thalib dan Sayyidah Khadijah.
Setelah melihat sekilas cerita di atas, banyak orang yang bertanya-tanya tentang keadaan Abu Thalib di akhirat. Apakah beliau termasuk orang yang “terjerumus” ke neraka sebagaimana orang kafir dan musyrik yang lain?, atau termasuk orang yang “selamat” dan masuk ke dalam kategori orang mukmin?. Bahkan para ulama banyak yang berbeda pendapat tentang demikian.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitabnya tentang keadaan Abu Thalib di akhirat sebagai berikut:
حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ الْحَارِثِ قَالَ: سَمِعْتُ الْعَبَّاسَ يَقُولُ: «قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّ أَبَا طَالِبٍ كَانَ يَحُوطُكَ وَيَنْصُرُكَ فَهَلْ نَفَعَهُ ذَلِكَ؟ قَالَ: نَعَمْ، وَجَدْتُهُ فِي غَمَرَاتٍ مِنَ النَّارِ فَأَخْرَجْتُهُ إِلَى ضَحْضَاحٍ.»
مسلم : أبو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري.
Artinya:
Umair dari Abdullah bin al-Harits dia berkata, “Saya mendengar al-Abbas berkata, ‘Saya bertanya, ‘Wahai Rasulullah, Abu Thalib telah melindungimu dan menolongmu, apakah hal itu dapat memberinya manfaat?’ Beliau menjawab, ‘Ya. Aku mendapatinya di dalam neraka lalu aku mengeluarkannya ke neraka yang paling landai‘”.
HR. Muslim (204 H – 261 H : 57 tahun)
Istifadah:
Dari hadis ini bisa disimpulkan bahwa paman Nabi Abu Thalib “diselamatkan” atau diberi syafaat oleh Nabi berupa keringanan siksaan di neraka. Dan dapat kita simpulkan pula bahwa beliau termasuk orang mukmin yang akan masuk surga kelak. Hal ini didasari oleh syafaat Nabi yang tidak bisa diperoleh ataupun diberikan kepada orang kafir. Sebagaimana yang termaktub di dalam surah al-Muddaththir:
فَمَا تَنْفَعُهُمْ شَفَاعَةُ الشافعين (٤٨ : المدثر)
“Maka, tidak berguna lagi bagi mereka syafaat (pertolongan) dari para pemberi syafaat.” (al-Muddaththir: 48)
Syekh Ahmad bin Zaini Dahlan menjelaskan di dalam kitabnya Asna al-Mathalib bahwa hadis tersebut menjelaskan akan keimanan Abu Thalib dan buktinya dengan dapatnya syafaat dari Nabi. Jika Abu Thalib termasuk orang kafir maka pastilah dia tetap berada di dalam neraka. Berikut adalah pernyataan beliau di dalam kitabnya:
قلنا ليس من شأن من مات على الكفر يكون في ضحضاح من النار بل شأنه أن يكون في الدرك الأسفل من النار، فقبول الشفاعة فيه حتى صار في ضحضاح دليل على عدم كفره ، إذ لا تقبل في الكافر شفاعة الشافعين
Inilah pendapat tentang selamatnya paman Nabi di akhirat. Semoga bisa menjadi pembelajaran agar selalu cinta kepada Nabi Muhammad saw.
Wallahu a’lam
Oleh: Muhammad Alifuddin Shofwan