Oleh: M. Faiz Ashary Azis*
Saat Aku berumur tujuh tahun, Aku pindah ke suatu dareah bernama “Pondok Cabe”. Saat aku disana, Aku tidak mempunyai teman. Sampai akhirnya aku berkenalan dengan satu cewek bernama Salsa. Ia lah yang membuat aku memiliki banyak teman. Ia mengenalkan-ku kepada seorang cowok yang bernama Joey. Joey adalah salah satu siswa di sekolah Ruhama.
Seiring berjalannya waktu, Joey memperkenalkanku kepada abangnya. Dia bernama Hurin, Hurin adalah orang tertua dari pertemananku. Hari demi hari berlalu, dan sekarang aku sudah punya banyak teman, seperti Sandi, Fahmi dan lainnya.
Waktu berlalu dengan begitu cepatnya. Tiba saatnya Aku lulus dari SD, aku beranjak ke dunia pesantren. Sebelum Aku berangkat ke pesantren, hatiku gundah, bingung dan sangat gelisah. Aku memikirkan saat di pesantren ingin melakukan apa. Sebenarnya aku tidak ingin masuk pesantren, tetapi hanya dengan candaanku kepada orang tuaku, akhirnya masuk pesantren adalah hal-hal yang benar-benar terjadi padaku.
Aku sedih saat aku sampai ke pesantren, karena aku hanya bisa mencium tangan dan berpelukan dengan orang tuaku dalam kurun waktu yang sangat singkat. Tetapi aku mencoba untuk menerima keadaan, menerima bahwa pesantren itu sebenarnya seru dan sebentar. Tak terasa, sekarang aku berhasil melewati fase-fase kangen, gelisah dan rindu.
Sekarang aku duduk di kelas dua Mts, dan tebak! Aku berhasil membuat diriku menerima apa yang terjadi.
*Penulis merupakan santri Madrasah Darus-Sunnah Angkatan ke-7