darussunnah.sch.id – Dengan mempelajari ilmu tauhid, bahwasanya Allah Swt memiliki sifat-sifat wajib, mustahil, dan jaiz. Sebagai umat muslim diwajibkan mempercayai keesaan Allah Swt untuk mengetahui sifat-sifat wajib, mustahil, dan jaiz beserta kategori dan maknanya.
Dalam ranah keislaman, sudah seharusnya seluruh muslim mengetahui apa kewajiban yang harus dilakukan. Pada pembahasan kali ini, tertera pada isi teks manuskrip yang saya cari membahas Ilmu Tauhid, seperti kata pepatah mengatakan “tak kenal maka tak sayang”. Jika kita tidak mengatahui Ilmu Tauhid, itu tandanya kita belum sepenuhnya percaya dan mencintai Allah Swt. Bagi umat muslim, khususnya kaum muda di zaman sekarang sangat sulit mengetahui ilmu tauhid. Padahal, hal ini merupakan salah satu kewajiban bagi kita memiliki kecintaan terhadap Allah Swt.
Dengan mempelajari ilmu tauhid, bahwasanya Allah Swt memiliki sifat-sifat wajib, mustahil, dan jaiz. Sebagai umat muslim diwajibkan mempercayai keesaan Allah Swt untuk mengetahui sifat-sifat wajib, mustahil, dan jaiz beserta kategori dan maknanya. Sesuai pembahasan isi manuskrip diatas, saya akan mengklasifikasi bahwa sifat-sifat wajib bagi Allah terdiri atas 20 sifat. Seperti apa yang tertulis di dalam manuskrip:
فَمِمَّا يَجِبُ لِمَوْلاَنَا جَلَّ وَعَزَّ عِشْرُونَ صِفَةً
“Maka di antara sifat wajib bagi Allah, Tuhan yang Maha Agung dan Maha Perkasa terdapat 20 sifat”.
Kategorisasi Sifat Wajib Allah
Sifat-sifat-Nya dibagi menjadi 4 kategori sebagai berikut:
Sifat Nafsiyah
Pertama, Sifat Nafsiyah yaitu sifat yang terikat pada esensi Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu sifat Nafsiyah yaitu wujud.
- Wujud berarti ada. Intinya ialah Allah Swt ada dengan sendirinya dan tidak ada yang mampu menciptakan-Nya.
Sifat Salbiyah
Kedua, Sifat Salbiyah yaitu penolakan terhadap sifat-sifat yang bertentangan dan tidak sesuai dengan Zat Allah Swt. Sifat Salbiyah terdiri dari lima karakteristik, di antaranya:
- Qidam berarti dahulu. Bahwasanya Allah Swt itu terdahulu atau sudah ada sebelumnya dan tidak ada yang bisa mendahului-Nya.
- Baqa’ berarti kekal. Berdasarkan Sunnatullah atau hukum Ilahi, bahwa semua ciptaan pada akhirnya berproses menuju kepada kehancuran atau kebinasaan. Di sisi lain, hanya Allah sebagai pencipta makhluk yang bersifat kekal dan abadi.
- Mukhalafatu lil hawaditsi berarti Allah itu berbeda dengan semua makhluk yang diciptakan. Tidak ada yang bisa menyamakan dan merasa sebanding dengan Tuhan yang bisa menciptakan manusia, bumi, langit, dan seluruh isinya.
- 4. Qiyamuhu binafsihi artinya berdiri sendiri. Intinya ialah bahwa Allah tidak bersandar kepada siapapun. Karena Allah tidak membutuhkan kita, melainkan kita yang membutuhkan Allah.
- 5. Wahdaniyah artinya Maha Esa, Tunggal, Satu. Mustahil bagi Allah memiliki sifat ta’addud (berbilang).
Sifat Ma’ani
Ketiga, Sifat Ma’ani yaitu sifat abstrak yang wajib ada pada Allah Swt. Sifat ma’ani terdiri dari tujuh karakteristik, di antaranya:
- Qudrat yang artinya kuasa atau kekuasaan, karena Allah berhak berkuasa atas segala sesuatu dan tidak ada yang bisa menandingi kekuasaan-Nya.
- Iradat berarti berkehendak. Allah Swt bebas menentukan kehendak atau kemampuan-Nya dan tidak ada satupun makhluk yang bisa memerintah ataupun melarang-Nya.
- ‘Ilmu artinya mengetahui. Hal ini menjelaskan bahwa Allah dapat mengetahui segala sesuatu, baik yang terlihat oleh-Nya maupun yang tidak terlihat.
- Hayy artinya hidup. Intinya ialah bahwa Allah Swt hidup dengan sendirinya tanpa bantuan siapapun, sebab itulah tidak ada yang bisa menghidupkannya, Karena Allah Zat yang hidup dan mustahil mati.
- Sama’ artinya mendengar. Allah Swt dapat mendengar apa yang ada di langit dan di bumi, diketahui bahwa pendengaran Allah tidak terbatas.
- Bashar berarti melihat. Penglihatan Allah meliputi segala sesuatu, baik di langit maupun di bumi. Allah selalu melihat apa yang diperbuat oleh makhluknya.
- Kalam berarti berfirman atau berbicara. Firman Allah SWT sangat berbeda dengan perkataan makhluk yang Dia ciptakan.
Sifat Ma’nawiyyah
Keempat, Sifat Ma’nawiyyah yaitu sifat dominan dari sifat ma’ani. Sifat ini tidak dapat berdiri dengan sendirinya, maka dari itu adanya sifat ma’ani yang menentukan sifat ma’nawiyah. Sifat ma’nawiyah terdiri dari tujuh karakteristik, di antaranya:
- Qadiran berarti Maha Kuasa. Sesungguhnya Allah adalah Zat yang benar-benar berkuasa atas segala sesuatu.
- Muridan berarti Maha Berkehendak. Allah adalah Zat yang berkehendak atas segala sesuatu.
- ‘Aliman berarti Maha Mengetahui. Pengetahuan Allah Swt tidak terbatas dan mencakup atas segala sesuatu, baik yang terlihat maupun tidak terlihat.
- Hayyan berarti Maha Hidup. Allah Swt Maha Hidup selamanya, karena Allah Maha kekal dan abadi.
- Sami’an berarti Maha Mendengar. Allah Swt dapat mendengar apapun karena pendegaran-Nya tidak terbatas.
- Basiran berarti Maha Melihat. Allah dapat melihat sesuatu di langit maupun di bumi, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.
- Mutakkaliman berarti yang Maha Berbicara. Pembicaraan Allah Swt tidak memerlukan suara dan bahasa tertentu, karena Allah memahami seluruh ucapan makhluk-Nya.
Penulis: Azzahra Salwa Dinda, Mahasiswi semester 5, Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8 Responses
Kak ini manuskrip nya siapa?dan di daerah mna?