
darussunnah.sch.id – Shalat lima waktu merupakan pedoman hidup yang telah termaktub dalam kitab suci Al-Quran dan juga suatu perintah syariat yang wajib dilaksanakan oleh setiap umat Islam. Selaku muslim kita wajib mengerjakan shalat lima waktu. Kewajiban shalat tersebut sudah tidak perlu diragukan lagi, kewajiban shalat banyak tertera dalam Al-Quran maupun Hadis Nabi Saw, selain itu shalat juga merupakan perintah langsung dari Allah Swt.
Shalat menjadi salah satu sarana yang paling utama dalam hubungan antara kita selaku hamba dengan Allah Swt Sang pencipta. Shalat juga merupakan sarana komunikasi bagi kita agar lebih dekat dengan Allah. Karena shalat termasuk ke dalam ibadah Mahdhah, ibadah yang berhubungan dengan Allah Swt secara langsung. Selain itu shalat juga mempunyai kedudukan yang sangat penting dan mendasar dalam Islam, hingga syariat menempatkannya sebagai rukun Islam kedua setelah mengucapkan kalimat syahadat, serta tidak bisa disejajarkan dengan ibadah-ibadah yang lainnya.
Shalat menjadi salah satu bentuk penghambaan kita kepada Sang pencipta. Hal tersebut bukan berarti karena Allah Swt butuh dengan ibadah kita, akan tetapi sebagai makhluk ciptaan-Nya, kita harus taat akan ketentuan yang telah disyariatkan. Shalat juga sebagai pernyataan syukur kepada Allah Swt atas limpahan rahmat, nikmat, taufik dan hidayah kepada kita. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita sebagai hamba memanifestasikan rasa syukur kita dengan mengerjakan shalat yang tujuannya supaya kita terus mengingat Allah Swt.
Shalat dalam Manuskrip Koleksi Teuku Nurdin Raja Hitam

Manuskrip merupakan salah satu warisan budaya yang menjadi khazanah setiap bangsa di dunia. Manuskrip tersebut juga berfungsi sebagai alat perekam adat-istiadat masyarakat setempat dan transmisi ilmu pengetahuan termasuk di antaranya adalah pedoman dalam menjalankan agama dan kepercayaan yang dianut.
Manuskrip koleksi Teuku Nurdin Raja Hitam yang merupakan seorang kolektor benda-benda antik yang berdomisili di Ciputat, Tangerang Selatan adalah salah satu manuskrip yang menjelaskan tentang shalat, ibadah yang dilakukan oleh umat Islam. Tidak diketahui secara pasti mengenai siapa penulis kitab tersebut, hal ini dikarenakan tidak ditemukan keterangan penulis pada bagian pendahuluan maupun penutupnya.
Dalam manuskrip tersebut, shalat dideskripsikan sebagai mi’rajnya orang-orang alim dan munajatnya para salik. Selain itu, disebutkan pula bahwa shalat merupakan pembeda atau pembatas antara orang Islam dan orang kafir. Dan dikatakan bahwa keutamaan shalat adalah mencegah kemunkaran dan kemaksiatan, serta membimbing kepada taubat.
Shalat merupakan tiang agama. Sebuah bangunan akan kokoh jika memiliki tiang penyangga dan apabila sebuah bangunan tersebut tidak memiliki tiang penyangga maka bangunan tersebut akan mudah roboh. Begitu pun dengan shalat, jika dilaksanakan maka agama akan tegak, sebaliknya jika ditinggalkan maka agama akan rapuh. Hal tersebut sesuai dengan kutipan hadis yang tertulis dalam manuskrip tersebut.
وَقَالَ صلى الله عليه وسلم: الصَّلَاةُ عِمَادُ الدِّيْنِ. فَمَنْ أَقَامَهَا فَقَدْ أَقَامَ الدِّيْنَ، وَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ تَرَكَ الدِّيْنَ
Rasulullah bersabda: “Shalat adalah tiang agama, maka siapa yang menegakkannya, maka ia menegakkan agama, dan siapa yang meninggalkannya berarti ia meninggalkan agama”. (HR. al-Baihaqi)
Hikmah Orang Yang Menjaga Shalat
Terdapat pula hikmah atau kemuliaan yang diberikan Allah Swt kepada hamba-Nya yang dapat menjaga shalat lima waktunya, sebagaimana yang disampaikan oleh Sayyidina Utsman radhiyallahu’anhu. Beliau berkata: “Barang siapa yang menjaga shalat lima waktu dan mengerjakannya dengan tepat waktu dan tekun, maka Allah Swt akan memuliakannya dengan sembilan kemuliaan, yaitu:
- Dicintai oleh Allah Swt.
- Disehatkan badannya.
- Selalu dijaga oleh Malaikat.
- Rumahnya diberkahi.
- Raut wajah orang shalih tampak di wajahnya.
- Hatinya dilembutkan oleh Allah Swt.
- Dimudahkan saat akan menyeberang Shirath (jembatan di atas neraka) seperti kilat yang bersinar.
- Allah Swt akan menyelamatkannya dari api neraka.
- Kelak Allah Swt akan menempatkannya di surga bertetangga dengan orang-orang yang tidak ada rasa takut di hati mereka dan tidak pula bersedih hati.
Itulah sembilan kemuliaan yang akan kita dapatkan jika mampu menjaga shalat lima waktu serta mengerjakannya dengan tekun dan khusyu’. Maka dari itu, sudah sepatutnya sebagai sorang muslim kita menaruh perhatian yang besar dalam menjalankan kewajiban shalat dengan sebaik-baiknya, penuh dengan tanggung jawab, bukan hanya sekedar rutinitas atau penggugur kewajiban belaka. Dengan demikian kita akan menjadi penghuni surga-Nya Insya Allah.
Penulis: Nadiatul Hikmah, Mahasiswi Semester 5, Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3 Responses