Goresan untuk Sebuah Perubahan

Peristiwa ini berangkat dari story ibu kami. Rabu, 21 Desember 2022, kami sampai ke rumah kami di Pamekasan. Saat kami tiba di rumah sekitar jam 8 pagi, setelah mencium kedua orang tua, kami keluarkan hadiah yang telah kami siapkan selama sebulan lebih. Yakni, buku “Ampunan-Mu, Sebuah Hasil Implementasi dari Rasa Kasih Sayang”. Walaupun buku itu belum dicetak resmi dan lain sebagainya, namun penulis memang sengaja untuk menyetaknya sendiri terlebih dahulu, guna menghadiahkannya kepada orang-orang tersayang.

Selepas kami berikan buku tersebut yang telah di-ujikan pada sidang munaqosyah perdana tanggal 15 November 2022, kedua orang tua kami, langsung memotretnya dan mengunggahnya ke dalam story WhatsApp-nya. Dari story yang telah terunggah tersebut, buku kami menjadi bahan perbincangan antara umi kami dengan Nyai nurul laili (Salah satu dewan pengasuh PP. As-Salafiyah Sumber Duko Pamekasan Putri).

Dari perbincangan tersebut kami diminta menjadi pembicara dalam acara mengembangkan literasi para santri di pondok tersebut. Proposal permohonan pembicara pun sampai kepada kami via whatsapp. Lalu kami balas dengan senang hati. Kami diminta untuk mengajak para santri untuk lebih semangat dalam dunia literasi.

Kamis, 29 Desember 2022 kami berangkat ke PP. As-Salafiyah Sumber Duko Pamekasan 2022. Kami berangkat bersama kedua orang tua, sesampainya di tempat kami langsung diarahkan oleh salah satu santri untuk menuju ke aula pondok putri. Kami duduk di luar terlebih dahulu, sembari disuguhkan makanan dan berbincang-bincang sedikit.

Acara pun dimulai, kami diminta untuk masuk ke dalam dan menempati kursi yang telah di sediakan oleh panitia. Selepas moderator memperkenalkan kami, kami dipersilahkan untuk memulai menggenggam mikrofon. Seusai salam dan muqoddimah, kami di perawalan pembahasan kami lontarkan sedikit candaan. Sesuai dengan tema acara kali ini “Goresan Pena untuk Sebuah Perubahan” maka perlu kita aminkan. Karena memang goresan pena akan membawa sebuah perubahan, termasuk goresan pena yakni tanda tangan kita di buku nikah kita, akan membawa sebuah perubahan pada status kita. Selepas kami lontarkan kalimat itu, santri-santri putri depan kami tersenyum-senyum melihat ke arah kami.

Kami diminta untuk memberikan motivasi dan cara-cara menulis untuk para santri putri. Kami pun mempersiapkan sebuah materi berbentuk beberapa slide power point. Materi tersebut kami beri judul dengan “Menulis Bersama, Mencintai Bersama”. Tema ini tentunya memancing lawan bicara kami untuk lebih interesting terhadap materi yang kami bawakan, karena mereka sorang wanita dan kami laki-laki, tentunya ini akan membangun sebuah ikatan mutualisme yang baik. Kata demi kata kami lafalkan, sesekali kami lontarkan juga gurauan juga untuk para santri putri.

Setelah kami selesai dengan materi, moderator melanjutkan dengan sesi tanya jawab dan ditutup dengan sesi foto bersama. (Abian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Assalamu'alaikum para pengunjung yang budiman.

Silahkan pilih salah satu kontak dibawah ini untuk menghubungi kami

Madrasah Darus-Sunnah

6 Tahun Setingkat Tsanawiyah-Aliyah