Dalam kajian psikologi, FOMO (Fear of Missing out) adalah istilah bagi seseorang yang berada dalam kondisi selalu merasa khawatir dan cemas akan ketertinggalan atas aktivitas, kegiatan, berita, atau barang-barang kekinian.
Sehingga orang-orang yang terjangkit kondisi ini, selalu merasa takut dicap ketinggalan zaman dan kurang pergaulan. Selain itu, mereka beranggapan akan menemukan kebahagiaan yang sama dengan orang-orang yang mampu mengikuti tren kekinian, seperti gambaran di sosial media.
Walhasil, mereka tidak akan merasa tenang dan senang sampai mereka mendapatkan barang-barang atau melakukan aktivitas kekinian. Tanpa mempertimbangkan aspek kebutuhan dan kebermanfaatannya bagi mereka.
Bagaimana Islam memandang hal ini? Rasulullah saw. bersabda:
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ ، قَالَ : حَدَّثَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ ، عَنِ الزُّهْرِيِّ ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ حُسَيْنٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : “إِنَّ مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكَهُ مَا لَا يَعْنِيهِ” (رواه الترمذي)
الترمذي : أبو عيسى محمد بن عيسى بن سورة بن موسى بن الضحاك السلمي الترمذي.
Artinya:
Dari ‘Ali bin Husain (w. 95 H), ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya di antara ciri sempurnanya keislaman seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya.”
HR Tirmidzi (209 H – 279 H : 70 tahun).
Dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi, dikutip pendapat Ibnu Rajab al-Hanbali mengatakan bahwa kata ما لا يعنيه (Apa-apa yang tidak bermanfaat), meliputi perkataan, perbuatan yang tidak memunculkan manfaat bagi seorang muslim.
Perkataan yang tidak bermanfaat di antaranya adalah perkataan yang bila diucapkan memunculkan pertikaian, perkataan yang tidak penting, dan perkataan yang tidak selayaknya diucapkan oleh seorang yang berakhlak, dan begitu pula dengan perbuatan.
Menurut Imam Ghazali, perkataan yang tidak bermanfaat adalah perkataan yang apabila tidak disampaikan, akan menyelamatkan kita dari dosa dan kemudaratan.
Dengan demikian, sebagai seorang muslim yang baik, sudah sepatutnya kita melepaskan diri kita dari hal-hal yang tidak bermanfaat bagi kita, baik harta benda, aktivitas, ataupun perkataan.
Maka, tidak sepatutnya sebagai seorang muslim mengikuti tren kekinian, kecuali ada nilai kebermafaatan di dalamnya untuk meningkatkan ketakwaan atau ibadah kepada Allah Swt.
Untuk menghilangkan rasa cemas dan khawatir yang diakibatkan oleh FOMO, seseorang itu harus belajar untuk selalu melihat kepada orang yg lebih sulit keadaannya, agar kesadaran akan rasa syukur atas segala nikmat yang telah Allah Swt. berikan muncul, sebagaimana pesan Rasulullah saw. dalam Hadis riwayat Bukhari.
Wallahu ‘alam
Oleh: Yus Ramadhani