Kata Wali dalam kajian tasawuf adalah sebutan bagi seseorang yang memiliki kedekatan dengan Allah Swt. Mereka dicintai Allah Swt. sebagaimana mereka juga mencintai Allah Swt.
Imam Abu Qosim al-Qusyairi mendefinisikan wali sebagai orang yang ketaatannya terus menerus tanpa tercederai maksiat.
Pengertian wali yang seperti ini mengharuskan seseorang untuk selalu dalam keadaan beribadah kepada Allah Swt. baik secara badan, lisan maupun pikiran. Dan ini terkesan berat bagi orang-orang awam apalagi mereka yang memiliki kesibukan dalam pekerjaannya.
Pertanyaannya, apakah ada cara lain yang relatif lebih ringan agar seseorang bisa mendapatkan derajat kewalian?
Hadis Rasulullah saw. yang diriwayatkan Imam Muslim ini akan menjawabnya
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ ، وَابْنُ نُمَيْرٍ – وَاللَّفْظُ لِابْنِ نُمَيْرٍ – قَالَا : حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ ، وَمُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ ، عَنْ زَكَرِيَّاءَ بْنِ أَبِي زَائِدَةَ ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي بُرْدَةَ ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللَّهَ لَيَرْضَى عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الْأَكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا، أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا .(رواه مسلم)
مسلم :أبو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري
Artinya:
Dari Anas bin Malik r.a. (w.93 H), dia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Sesungguhnya Allah Swt. sangat suka kepada hamba-Nya yang mengucapkan tahmid (Alhamdulillah) sesudah makan dan minum.”
(HR. Muslim 204 H – 261 H : 57 tahun).
Istifadah:
Hadis ini menunjukkan bahwa Allah Swt. sangat suka kepada hamba yang menggantungkan segala kenikmatan kepada-Nya
Salah satu dari banyaknya nikmat Allah Swt. yang harus kita syukuri adalah makan dan minum. Siapa pun yang bisa mensyukuri karunia itu maka Allah Swt. meridainya dan siapa pun yang berhasil mendapatkan rida-Nya ia akan menjadi wali-Nya. Bahkan hadis di atas menggunakan dua huruf taukid, yaitu huruf inna dan lam taukid yang mengindikasikan keseriusan Allah Swt.
Allah Swt. telah membuka begitu banyak jalan agar mendapatkan rida-Nya. Salah satu yang paling mudah adalah mensyukuri nikmat makan dan minum, yang mana dengan hal ini seseorang bisa menjadi wali-Nya.
Wallahu a’lam
Oleh: Muhammad Ibnu Fadil