Namanya hidup, pasti ada saja ujian dan cobaan. Setiap orang pasti menyimpan keluh kesah hidupnya masing-masing. Karena sejatinya Allah akan mengangkat derajat para hambanya dengan sebab kesabaran mereka menghadapi ujian-Nya di dunia.
Lantas, bagaimana seharusnya sikap kita sebagai umat muslim, ketika mendengar akan musibah yang menimpa saudara kita?
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Watsilah ibn Al Asqa’ ra. dalam kitab Sunan At – Tirmidzi, bab Larangan Bergembira atas Musibah Orang lain ;
حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ إِسْمَعِيلَ بْنِ مُجَالِدٍ الْهَمْدَانِيُّ حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ ح قَالَ و أَخْبَرَنَا سَلَمَةُ بْنُ شَبِيبٍ حَدَّثَنَا أُمَيَّةُ بْنُ الْقَاسِمِ الْحَذَّاءُ الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ عَنْ بُرْدِ بْنِ سِنَانٍ عَنْ مَكْحُولٍ عَنْ وَاثِلَةَ بْنِ الْأَسْقَعِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُظْهِرْ الشَّمَاتَةَ لِأَخِيكَ فَيَرْحَمَهُ اللَّهُ وَيَبْتَلِيكَ (رواه الترميذي)
الترميذي : هو محمد بن عيسى بن سَوْرة بن موسى بن الضحاك، السلمي الترمذي
Artinya:
Dari Watsilah bin Al Asqa r.a. (W. 85 H) berkata, Rasulullah saw. bersabda : “Janganlah kau menampakkan kesenanganmu di atas kesusahan saudaramu. (jika kau lakukan itu) Allah akan mengasihinya dan akan memberikan cobaan kepadamu”.
Imam At – Tirmidzi (209 – 279 H, 70 tahun)
Istifadah:
Ada beberapa faedah yang bisa kita ambil dari hadis di atas:
- Nabi Muhammad saw. berabad-abad yang lalu sudah mengajarkan sikap berbahagia di atas penderitaan orang lain.
- .Islam mengajarkan kebahagiaan bagi umatnya, namun kebahagiaan bersama bukan individu.
- Maksud dari “saudara” di Hadis tersebut adalah saudara seiman dan setakwa, tidak sebatas saudara kandung.
- Berdasarkan firman Allah Swt. نَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُون. Artinya : “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”. (Q.S Al Hujaraat 49:10)
- Islam mengajarkan bagaimana cara kita bersikap sesuai dengan situasi dan kondisi di sekitar kita. Rasa suka memang sudah menjadi fitrah, namun jangan lupakan rasa duka, terlebih yang ada di benak orang lain, terlebih lagi bila dia adalah saudara kita.
- Kalimat ” يَرْحَمُهُ ” memiliki makna yang lebih besar ketimbang sekedar “bahagia”. Karena sejatinya hakikat kebahagiaan paling besar di akhirat adalah mendapatkan Rahmat-Nya Allah kelak.
- Meski demikian, orang yang berbahagia di atas kesengsaraan orang lain tetap mendapat perhatian Allah. dibuktikan dengan kalimat ” وَيَبْتَلِيْكَ ” (dan Dia Allah akan memberimu cobaan). Perlu diperhatikan bahwa Rasul tidak berkata, “Dan Dia Allah akan memberimu musibah”. Karena sejatinya cobaan hanya untuk hamba-hamba-Nya yang yang mampu bertakwa, dan musibah untuk mereka yang mengingkari nikmat-nikmat-Nya.
Wallahu a’lam
Oleh: Ahmad Rifai
Jangan lupa ikuti media kami :
📷:http://bit.ly/Rasionalika_Darussunnah
💳 Mari salurkan wakaf dan sadaqah terbaik anda untuk pembangunan MADRASAH HADIS PUTRI PERTAMA di Indonesia (setingkat Tsanawiyah-Aliyah) melalui rekening:
🔗Klik link di bawah ini:
https://darussunnah.sch.id/wakaf/
☎️ Konfirmasi wakaf melalui 0813-8658-5685 (Admin)
[Lembaga Kajian dan Riset Rasionalika Darus-Sunnah]