Pesantren Darus-Sunnah mendapatkan kesempatan untuk menggelar program Halaqah Fikih Peradaban yang diinisiasi oleh Pengurus Besar Nahdhatul Ulama pada hari Ahad, 11 September 2022. Program ini akan di laksanakan di 250 pondok Pesantren yang memiliki kapasitas, baik sumber daya manusia, manajerial, maupun kapasitas sarana dan prasarana. Sebuah kesempatan emas bagi Darus-Sunnah untuk menggelar forum ilmiah ini.
Halaqah Fikih Peradaban ini tampak penting melihat tujuan dan outcomenya yang meliputi 2 hal. Pertama, Mendiskusikan dan merumuskan fikih siyasah dalam konteks negara bangsa yang meliputi status kewarganegaraan, kedudukan minoritas, konsep al-thughur (batas yang harus dijaga setiap saat melalui jihad tahunan (permanent jihad), serta kaidah pokok dalam pergaulan internasional. Kedua, Meningkatkan iklim ilmiah di kalangan pesantren guna merespons isu-isu kontemporer sebagai upaya untuk berkontribusi terhadap pengembangan khazanah keilmuan pesantren.
Program ini akan diisi oleh para narasumber dan pakar dari berbagai disiplin ilmu. Ada 5 tema yang diusung dalam Halaqah Fikih Peradaban, yaitu: 1) Fikih Siyasah dan Negara Bangsa, 2) Fikih Siyasah & Kewarganegaraan, 3) Fikih Siyasah & Masalah Kaum Minoritas, 4) Fikih Siyasah & Tatanan Dunia Baru, dan 5) Fikih Siyasah Antara Perang & Damai. Setiap pesantren penyelenggara dipersilakan untuk memilih salah satu tema dari kelima tema tersebut. Adapun Darus-Sunnah akan memilih tema kelima, sebagaimana corak khas pemikiran Kiai Ali Mustafa Yaqub tentang Islam: Antara Perang dan Damai.
Dalam acara ini, akan ada narasumber dari PBNU dan juga narasumber dari pesantren yang menyelenggarakan. Terkait narasumber nasional, Pesantren Darus-Sunnah akan menghadirkan KH. Faiz Syukron M. dan Dr. Nur Rofiah, M.Sc. Adapun narasumber yang berasal dari pesantren Darus-Sunnah adalah Ust. Dr. Andi Rahman, MA. dan Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, Lc., M.Hum.
